Senin, 12 Mei 2008

DAP : Bpk. FORKORUS

DAP NILAI SEBAGAI BENTUK TEKANAN PSIKOLOGIS

SOAL MUNCULNYA STIGMA SEPARATIS POLITIK

Munculnya stigma separatis berpolitik berbahaya sebagaimana dilontarkan Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Max Donald Aer merupakan salah satu bentuk tekanan psikologis terhadap masyarakat adat. Hal ini sebagaimana dikatakan Ketua Dewan Adat Papua, Forkorus Yaboisembut, S.Pd yang didampingi Sekretaris Umum DAP Leonard Imbiri saat menggelar jumpa pers di Waena, Minggu (11/5).
Forkorus menyatakan, sesungguhnya DAP bukan berjuang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi terhadap siapa saja. Kalau ada yang mengatakan itu separatis, makar, kami justru balik bertanya sebenarnya di mana, sebab yang kami lakukan adalah membela hak-hak dasar masyarakat asli Papua.
Forkorus menilai, apa yang dilontarkan oleh Kapolda adalah hal yang aneh. Dia bilang ada separatis berpolitik. Istilah ini baru muncul 2008. Jadi saya takut jangan sampai ada generasi berikutnya yang berkembang dari istilah ini. Dulu separatis bersenjata, terus sudah tidak bisa ditangkap yang mana separatis bersenjatanya, terus pakai lagi separatis berpolitik, terus nanti akan pakai istilah apa lagi.
Pihaknya menegaskan, hal yang semacam ini merupakan tekanan psikologis terhadap masyarakat, karena itu tidak bisa dibuktikan. Yang mana separatis politik, siapa orangnya. Kalau tahu tangkap dan penjarakan. Tapi politik itu kan hak asasi manusia. Jadi lucu juga jika kemudian orang yang berpolitik kemudian ditangkap.

OPINI

Bila mencermati pernyataan dari Bapak Forkorus Yaboisembut yang menyanggah pendapat Kapolda Prov. Papua tentang definisi separatis politik menunjukkan bahwa Bapak Forkorus dan DAP kurang paham tentang makna separatis politik itu. Separatis politik adalah orang atau organisasi yang memperjuangkan aspirasi merdeka padahal tong sudah punya negara yaitu Indonesia, termasuk memperjuangkan dan menggunakan simbol-simbol yang menunjukkan eksistensi Negara Papua Merdeka.

Menjadi pertanyaan adalah : MENGAPA DAP GUSAR DENGAN PERNYATAAN KAPOLDA ? APAKAH DAP TERMASUK ORGANISASI YANG MENGANGGAP DIRINYA SEPARATIS ? PADAHAL KAPOLDA DALAM PERNYATAANNYA TIDAK MENYEBUTKAN DAP SEBAGAI KELOMPOK SEPARATIS. Polemik ini menjadi aneh dan lucu karena ada asap padahal tidak ada apinya.

Pertanyaan selanjutnya adalah APA YANG ADA DI BALIK ORGANISASI DAP? APAKAH MEMANG BETUL DAP MEMPERJUANGKAN MASYARAKAT ADAT? Sekarang seluruh masyarakat Papua membutuhkan kedamaian untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai modal untuk membangun kesejahteraan di Tanah Papua ini. BILA MEMANG DAP BERJUANG UNTUK MASYARAKAT ADAT MAKA HENTIKANLAH POLEMIK INI, DI MANA PERNYATAAN-PERNYATAAN DARI BAPAK FORKORUS ITULAH YANG MERUSAK PEMIKIRAN ORANG PAPUA DAN SAMA SEKALI TIDAK MEMBANGUN KEMAJUAN UNTUK MASYARAKAT ADAT.

DAP KEMBALILAH KEPADA TUJUAN AWAL PEMBENTUKANNYA YAITU MEMBANGUN KEMAJUAN, MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT ADAT, DAN MENTRANSFORMASIKAN NILAI-NILAI BUDAYA YANG SELARAS DENGAN TUNTUTAN PERKEMBANGAN ZAMAN DALAM WADAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA ; DAN BUKAN BERPOLEMIK DAN MENIMBULKAN MASALAH BARU DI MASYARAKAT ADAT PAPUA.

Tidak ada komentar: