Senin, 21 April 2008

PERILAKU GURU DI DAERAH PEDALAMAN

DISINYALIR BANYAK GURU PEDALAMAN TINGGALKAN TUGAS

Anggota Komisi E DPRP Manuel Wetapo, SE mensinyalir banyak guru yang bertugas di daerah pedalaman meninggalkan tugasnya. Buktinya saat mereka melakukan kunjungan lapangan di tiga kabupaten, masing-masing Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo dan Tolikara, kondisi pelaksanaan pendidikan di sejumlah distrik di kabupaten tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kata Manuel, di beberapa distrik yang dikunjungi antara lain di Distrik Asolokobal Kabupaten Jayawijaya dan Distrik Kurima Kabupaten Yahukimo, ada sejumlah sekolah yang gurunya sering tidak masuk atau mangkir dari tugasnya sehingga proses belajar mengajar di sekolah itu tidak berjalan.
Kami sangat menyayangkan hal ini karena begitu besar honor yang dibayarkan kepada guru tetapi tidak bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik. Hal itu baru terjadi di Distrik Kurima dan Asolokobal, belum lagi di distrik yang letaknya di balik gunung atau yang sangat terpencil, kondisinya dikhawatirkan akan lebih parah lagi.

OPINI :

Sangat disayangkan, perilaku guru di beberapa daerah pedalaman yang mangkir dari tugas, yang menjadi kewajibannya. Nampaknya mentalitas guru di Papua saat ini sudah berubah. Telah terjadi degradasi nilai-nilai keteladanan, kriris moral, kurangnya tanggung jawab dan para guru lebih mengutamakan pemenuhan hak-haknya semata tanpa berusaha untuk menjalankan kewajibannya dengan baik.

Pada akhirnya, para siswa di daerah pedalaman yang menjadi korban dan mereka akan terus tertinggal dibandingkan dengan rekan-rekannya yang ada di daerah perkotaan. Hal tersebut adalah sumber permasalahan baru bagi masyarakat Papua di masa mendatang.

Para Pengawas Sekolah dan Dinas Pendidikan bertanggung jawab atas perilaku guru yagn mangkir dari tugasnya. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan serta tidak adanya sanksi yang tegas terhadap berbagai kesalahan yang dibuat oleh guru.
MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PAPUA PERLU SEGERA DIPERBAIKI AGAR SISWA TIDAK LAGI MENJADI KORBAN DARI BURUKNYA SISTEM PENDIDIKAN DI PAPUA.

Tidak ada komentar: