Rabu, 02 April 2008

GURU MOGOK MENGAJAR

GURU MOGOK MENGAJAR SISWA DEMO

Menyikapi aksi yang dilakukan oleh para gurunya yang mogok ngajar hingga waktu yang tidak tentu, memancing segenap pengurus OSIS dan Perwakilan Sekolah mulai dari tingkat SD hingga SLTA se-kota Wamena, akan melakukan protes melalui sebuah demo damai di halaman kantor Bupati Kabupaten Jayawijaya.
Para pengurus OSIS dan perwakilan tiap sekolah telah berkumpul di halaman SMA Negeri Wamena untuk berkoordinasi menyatukan maksud dan tujuan untuk meminta kejelasan kepada pemerintah daerah menyangkut sampai kapan hak-hak gurunya dibayar. Mereka adalah korban kebijakan pemerintah, untuk itu demi mutu sumber daya manusia kabupaten Jayawijaya, mereka berharap pemerintah memberikan kepastian atas tuntutan Guru-guru.
Menurut mereka, bukan hanya pemerintah yang dituntut bijak dalam permasalahan ini tapi gurulah yang harus lebih bijak, karena tega mengorbankan siswanya dengan tidak mengajar, padahal mereka sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi UAN dan UAS.
(Sumber Papua Pos, 2 April 2008)
OPINI :
Pendidikan merupakan modal utama untuk membangun SDM yang handal. Sangatlah disayangkan apabila pendidikan ini dijadikan komoditas Politik, yang ditunjukkan dengan aksi saling Menuntut melalui Demonstrasi.
Semua pihak bertanggung jawab atas macetnya proses belajar mengajar di Kabupaten Jayawijaya.
Pemda, tidak mampu mengelola dana yang telah diberikan apalagi dengan adanya Otsus yang memberikan alokasi anggaran pendidikan yang besar. Tuntutan Guru tersebut bersumber karena kurangnya transparansi dari Pemda tentang alokasi anggaran yang ada beserta pemanfaatannya.
PGRI, tidak mampu menjembatani aspirasi guru kepada Pemda sehingga berkembang menjadi aksi pemogokan seperti yang terjadi saat ini.
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, tidak mampu menjalankan perannya dalam merencanakan, mengelola dan mengawasi proses belajar mengajar di sekolah, yang mengindikasikan Manajemen Sekolah yang amburadul.
Para Guru sendiri, sudah kehilangan hati nurani dan jiwa pengabdian yang merupakan landasan moral bagi seorang Pendidik yang harusnya menjadi teladan bagi para muridnya.
Kitorang hanya berharap semoga masalah ini cepat selesai dan para Murid tidak menjadi Korban dari 'permainan' orang-orang Dewasa yang tidak bermoral.

Tidak ada komentar: