Kamis, 06 Maret 2008

ISU KEMISKINAN

KEMISKINAN JANGAN JADI ALAT POLITIK

Presiden SBY mengingatkan kepada para politisi dan calon Kepala Daerah untuk tidak memanfaatkan kemiskinan sebagai komoditas politik. Para tokoh sebaiknya langsung memberikan bantuan konkrit kepada rakyat ketimbang mengobral janji manis mengatasi kemiskinan. Lebih parah lagi bila dibumbui dengan mencerca dan memprovokasi rakyat.

Menurut SBY, seorang pemimpin atau tokoh sejati akan ikhlas memberikan bantuan kepada rakyatnya.

Masyarakat diminta tidak mudah terbuai dengan janji manis yang mungkin akan marak menjelang Pemilu.

SBY menyatakan, pemerintahan yang dipimpinnya tidak akan membiarkan kemiskinan di negeri ini. Langkah yang dilakukan adalah menaikkan dana pengurangan kemiskinan menjadi Rp. 80 Trilyun pada 2008. Biaya pendidikan juga digratiskan dan mengadakan asuransi kesehatan yang berkualitas bagi yang kurang mampu serta melakukan Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.

(Cenderawasih Pos, 6 Maret 2008)


OPINI :

Betul yang disampaikan Bapak Presiden.

Sekarang banyak sekali Politisi yang memanfaatkan isu “Kemiskinan” untuk membangun Popularitas murahan, bahkan ada juga dengan provokasi Politisi itu yang meresahkan dan mengancam kedamaian serta ketentraman masyarakat.

WASPADAI POLITISI MURAHAN, YANG MEMANFAATKAN RAKYAT UNTUK KEPENTINGAN PRIBADINYA.

Di sisi lain, Pemerintah memang belum maksimal dalam menjalankan program-program pengentasan kemiskinan. Kebijakan makro mungkin sudah memadai, namun implementasinya banyak yang menyimpang. Itu juga adalah tanggung jawab Pemerintah. Dan bapak SBY tidak bisa melepas tangan begitu saja.

Apa standar kemiskinan sudah layak ?
Apa data yang tersaji tentang kemiskinan sudah akurat ?
Apa sistem pemerintahan sudah berjalan dengan baik ?
Apa kelakuan aparat negara sudah profesional dan bermoral ???
.......dan pertanyaan-pertanyaan lain.

Semua ini membuktikan bahwa pengentasan kemiskinan belum berjalan dengan baik !!!!

Tidak ada komentar: